Kepedihanku tak cukup sampai disini. Ku akui, aku masih mencintainya, masih mempunyai rasa memiliki dirinya. Meski kami tak pernah mengakui perasaan itu, tapi keyakinanku cukup kuat padanya. Sampai pada suatu sore aku mendapatkan kabar darinya. Pernikahan di bulan Desember.
Aku seakan lumpuh, lemas, tapi berusaha menguatkan diri. Aku tak berniat menghadirinya, dan memang aku tak dapat menghadiri pernikahannya. Di undangan tersebut tertulis bahwa akad nikah akan dilaksanakan di Cilacap. Jarak yang terlampau jauh membuatku semakin tak berniat mengunjunginya. Aku pun tak punya saudara di sana. Hanya dia yang aku punya. Ah, dia bukan milikku dan memang tak akan pernah menjadi milikku.
Dikirimkannya undangan elektronik itu kepadaku, mungkin tanpa memikirkan perasaanku. Foto prawedding mereka menunjukkan kebahagiaan yang mungkin akan kurasakan beberapa tahun lagi. Tentu masih ada secerca harapanku untuk duduk di singasana cinta bersamanya. Tapi ya sudahlah, impianku berakhir di pelaminan. Orang yang aku sayangi akan segera menikah. Aku harusnya bahagia.
Sambil mengingat masa laluku bersamanya, saat aku masih duduk di sekolah menengah, dia sudah bekerja. Dia mengajakku berkenalan, memperhatikanku karena aku anak gadis yang paling pendiam di antara teman-teman mengajiku, mendengarkan cerita-cerita yang kubawa dari sekolah, dan satu janjinya padaku : membawaku ke suatu tempat yang aku tak tahu di mana, tapi dia bilang tempat itu romantis. Sayang, cuaca tak berpihak padaku, kami tak jadi pergi dan aku hanya bisa menangis kesal, seperti sekarang ini. Wajahku memerah dan badanku bergetar. Mungkin inilah yang dinamakan cinta bertepuk sebelah tangan.
Ku klik tombol "decline" dan bangkit lagi, memeras otak sambil membetulkan kacamata, mencari kata-kata yang tepat untuk menolak undangannya. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk pernikahan mereka. "Maaf aku ngga bisa datang ke pernikahan kalian. Aku sudah nggak di Jawa lagi. Semoga pernikahan kalian sakinah, mawaddah, warahmah. Amiin. Yang langgeng ya."
Jangan pernah kau pasrahkan cinta
Jangan pernah kau siakan rasa
Ku percaya kamu kan bisa
Jalani sewajarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar