Ketidakwarasan Padaku

Mungkin menulis tentang cinta setelah lama nggak ngeblog itu klise ya. Tapi aku cuma ingin bercerita. Malam ini aku nggak bisa tidur. Pukul 11 malam sebenarnya aku sudah ngantuk. Tapi kok tiba-tiba aku deg-degan, dan mataku tak bisa terpejam. Ada apa gerangan? Apakah kopi panas yang biasanya nggak ada pengaruhnya tiba-tiba bereaksi? Tidak, sudah jelas aku beli kopi yang rendah kafein. Aku berpikir sejenak dan terbesit untuk ngetweet. Ya, pertanyaan 'mengapa' itu yang ku tulis.

Kamu tau lah, aku kangen. Aku bener-bener kangen. Belakangan aku selalu berfantasi tentang keberadaanmu di sampingku. Aku sudah gila, sudah lama gila. Sebelum mengenal kamu pun aku sadar, aku nggak waras. Ketidakwarasanku adalah selimut kehidupanku. Kamu tau nggak, sebenarnya kamu obat untukku. Tiap nggak ada kamu, aku sakaw. Dan kegilaanku muncul. Saat ini aku berlinang air mata. Baru berlinang aja kok, belum nangis. Demi kamu.

Aku sempat berpikir untuk menyusulmu. Tapi entahlah. Aku gila. Bukan gila karena cinta, yang aku gilai adalah keberadaanmu. Aku tau kamu ketiduran. Tidur di bawah langit yang sama. Di belahan kerak bumi yang berbeda. Entah lah. Itu keputusan kita. Tidak, itu karena aku. Aku bisa berandai andai. Andai aku tak pernah bermimpi untuk meninggalkan kota. Andai kamu tak mengikutiku. Dan segala andai andai yang tak mengubah masa lalu.

Fantasiku makin menjadi. Bahkan aku tak hanya memimpikan kamu. Maaf aku juga memimpikan orang lain. Aku hanya butuh kehadirannya. Sejenak. Tapi keberadaanmu di sampingku, itu kubutuhkan sepanjang hidupmu. Bukan sepanjang hidupku. Haha aneh ya. Biarlah aku aneh. Aku tidak waras kok.

Maaf, dan sekali lagi maaf. Maaf aku menulis. Maaf aku kehilangan akal sehatku. Maaf untuk segala rengekanku. Maaf jika aku menjadikan perjalanan semakin jauh dan beban semakin berat. Maaf aku kurang memahamimu. Maafkan karena aku sering ngambek. Dan maaf, jika aku, pasti, melukaimu.

Aku cuma merindu.
Dari Balikpapan,
Untuk 6 jam perjalanan.